TNI Paling powerfull di Asia Tenggara dan Australia
https://forwardsnews.blogspot.com/2017/10/tni-paling-powerfull-di-asia-tenggara.html
Tentara Nasional Indonesia (TNI) genap berusia 72 tahun, Kamis 5 oktober 2017. Perayaan ulang tahun dipusatkan di Dermaga PT Pantai Indah Kiat Cilegon, Banten. Sejumlah atraksi militer dengan melibatkan persenjataan terbaru akan
digelar. Defile senjata dan pasukan dari tiga matra menjadi menu utama
perayaan HUT TNI kali ini.
TNI dan bangsa Indonesia sejatinya bisa berbangga dengan kekuatan
militer yang dimiliki. Global Firepower Index (GFI) merilis, kekuatan
militer Indonesia pada 2017 berada di urutan ke-14 dari 133 negara. Dengan kekuatan 876 ribu pasukan aktif, 468 tank, 420 pesawat tempur
dan 2 kapal selam, indeks kekuatan TNI berada di atas Brazil dan Israel
yang berada di urutan bawahnya, yaitu peringkat 15 dan 16.
Lebih dari itu, Indonesia tercatat sebagai negara dengan kekuatan militer paling powerfull
di kawasan ASEAN dan Australia. Negara Asia Tenggara dengan peringkat
teratas di bawah Indonesia adalah Vietnam (17) dan Thailand (20).
Sementara Australia berada di urutan 23 (lihat infografis).
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan, Indonesia
membutuhkan alat utama sistem persenjataan (alutsista) terbaik dunia
untuk mendukung kemampuan TNI menjaga dan melindungi kedaulatan negara.
Kita doakan semoga pejabat-pejabat negara ini sadar bahwa ancaman
semakin jelas dan kita perlu memiliki alat utama sistem persenjataan
(alutsista) nomor satu di dunia," kata Gatot seusai berziarah di Makam
Panglima Besar Jenderal Soedirman, di Taman Makam Pahlawan Kusumanegara,
Yogyakarta, Selasa 19 September 2017.
Menurut dia, Indonesia dengan wilayah yang sangat luas perlu dijaga
dengan dukungan alutsista yang memadai. "Kita kan tahu luas wilayah kita
bukan main, sehingga harus dijaga bukan hanya dengan doa saja," kata
dia. Ia berharap pengadaan alutsista dengan kualitas terbaik segera
direalisasikan. Apalagi, pengadaan alutsista itu, menurut dia, juga
telah diperintahkan oleh Presiden Jokowi.
Presiden sudah memerintahkan 18 bulan yang lalu, TNI hanya memberikan spek (spesifikasi) saja," kata dia. Pembelian pesawat TNI, menurut dia, harus dipastikan bisa digunakan untuk bertempur dan dilengkapi dengan senjata yang lengkap.
Jangan kita membeli pesawat yang tidak ada senjata, senjatanya
pura-pura. Jumlahnya (pesawat) seribu tapi kalau tidak punya senjata,
itu untuk demonstrasi saja," kata Gatot.
Analis militer dari Universitas Indonesia, Connie Rahakundini Bakrie,
menyatakan, TNI jangan hanya berbangga dengan daftar peringkat yang
dikeluarkan Global Firepower Index (GFI). "Itu hanya akal-akalan," ujar
Conny sebagaimana dikutif liputan6. Connie menyatakan, logikanya jika memang militer Indonesia masuk
dalam papan atas dunia atau peringkat 14 dunia, sejumlah kejahatan yang
terjadi di Tanah Air bisa dicegah.
Sekarang saya tanya, masih ada nggak itu pencurian ikan, penyelundupan, dan tindak kejahatan lainnya? Masih kan ?" ujar dia. Connie menambahkan, di usianya yang ke-72, TNI masih mempunyai
sejumlah pekerjaan rumah. Tugas utama yang harus diselesaikan adalah
bisa mengamankan rumah sendiri dengan meminimalisir tindak kejahatan
lintas negara, termasuk yang terjadi di lautan.
Jangan terbius dengan survei lembaga asing. Sekarang saya tanya TNI
AL, berapa kali ke Natuna? Bisa dihitung. Wilayah kita itu bahkan nyaris
jadi wilayah terbuka karena belum terjangkau semua oleh TNI," kata
penulis buku Pertahanan Negara dan Postur TNI Ideal ini.
Hingga jelang akhir masa jabatan, kata Connie, Panglima TNI Gatot Nurmantyo juga belum membuat roadmap TNI soal negara poros maritim yang telah didengungkan Presiden Jokowi di awal kepemimpinannya pada 2014. Baca hot news lainya disini
Kalau mau TNI makin kuat, roadmap harus ada. Itu buku putih
yang menjadi petunjuk langkah-langkah yang harus dilakukan dalam rangka
menuju negara poros maritim yang kuat," jelasnya. Terlepas dari itu, Connie menyatakan, TNI adalah pemersatu bangsa.
Hasil survei sebuah media nasional menyebut 97 persen masyarakat yakin
TNI adalah pemersatu bangsa.
Agar bisa 100 persen, bahkan 1.000 persen, TNI harus menjaga sumpah
prajurit. TNI jangan berpolitik dam harus netral sampai kapan pun," ujar
dia. Anggota Komisi I DPR, Sukamta, berharap di usianya yang ke-72, TNI
bisaterus meningkatkan kuantitas dan kualitas. Unsur-unsur pertahanan
perlu terus ditingkatkan. Salah satu caranya adalah dengan meningkatkan
alat utama sistem pertahanan (alutsista).
Kita terus berusaha meningkatkan alutsista TNI baik secara kuantitas
maupun kualitas. Kita berharap melalui MEF (Minimum Essentials Force)
kebutuhan alutsista TNI tersebut dapat terpenuhi," ujar Sukamta seperti dikutif Liputan6 di Jakarta, Rabu 4 Oktober 2017.
Tak hanya itu, dia juga berharap agar anggaran untuk menyediakan alutsista dapat terus ditingkatkan.
Dari tahun ke tahun kita terus mendorong agar anggaran untuk membeli dan memperbarui alutsista ditingkatkan," kata dia. Alasannya, menurut Sukamta, pada HUT TNI ke-72 ini, kita perlu mencermati perkembangan kekuatan militer kita.
Berdasarkan data Global Fire Power (GFP), rangking kekuatan militer
Indonesia pada 2012 berada pada posisi ke-22, dan pada 2015 naik menjadi
peringkat ke-19. Pada Januari 2016, Indonesia naik di posisi ke-12
dengan power index 0,52," ucapnya.
Sementara, pada 2017, lanjut dia, rangking GFP Indonesia menurun pada
posisi ke-14 dengan power index 0,34. Hal ini, menurut Sukamta,
menunjukkan kekuatan militer Indonesia semakin baik tapi rangking
menurun. Percepatan peningkatan kekuatan militer Indonesia lebih lambat
dibanding negara-negara lain. Dan ini bisa ditafsirkan sebagai
meningkatnya potensi ancaman terhadap Indonesia," kata dia.
Selain unsur alutsista, Sukamta menilai, prajurit TNI sebagai salah
unsur penting juga harus terus ditingkatkan kemampuan, integritas,
kedispilinan, serta kedekatannya dengan rakyat.
Secara kemampuan, kata dia, Indonesia memiliki sejumlah pasukan elite
khusus di masing-masing matra, seperti Kopassus dan Raider di AD,
Paskhas dan Denbravo (Detasemen Bravo) 90 di AU, Komando Pasukan Katak
(Kopaska), Batalyon Intai Amfibi (Yontaifib), dan Detasemen Jala
Mangkara (Denjaka) di AL, yang memiliki kemampuan di atas rata-rata
tentara reguler.
Daya survival dan daya tempur pasukan elite kita diakui
kehebatannya oleh negara-negara lain. Ini jadi kebanggaan tersendiri,
tapi jangan membuat kita terlena. Justru Indonesia harus terus
meningkatkan kuantitas dan kualitasnya," tutur Sekretaris Fraksi PKS
ini.
Tak hanya itu, Sukamta menambahkan, jiwa prajurit TNI juga harus
terus digembleng agar selalu memiliki integritas dan kedisiplinan yang
tinggi. Para prajurit TNI juga perlu terus dipahamkan bahwa TNI ini lahir
dari rahim rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat," ujar Sukamta.
Sementara itu, Direktur Komunikasi dan Informasi Badan Intelijen
Negara (BIN), Wawan Hari Purwanto, berharap di usia ke-72, TNI semakin
profesional dan solid.Makin profesional, solid. Makin berdaya guna dan berhasil guna.
Alusistanya juga semakin canggih, kuat, SDM-nya juga semakin memadai,"
ujar Wawan di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Rabu 4 Oktober 2017.
Wawan menyatakan, alat militer produksi dalam negeri untuk menyokong
TNI makin canggih saat ini. Ditambah dengan sumber daya manusia yang
mumpuni, transfer teknologi militer bisa diserap dengan cepat. "Transfer of technology bisa kita lakukan dengan baik karena putra-putri kita semakin bagus," jelas Wawan.
Dirgahayu, TNI