Tempat Wisata Puri Ubud Bali
https://forwardsnews.blogspot.com/2017/10/tempat-wisata-puri-ubub-bali.html
Puri Ubud Bali, dari nama tempatnya anda pasti sudah dapat membayangkan
lokasi dari puri Ubud. Merupakan tempat wisata di Bali yang banyak
diminati wisatawan asing dan domestik. Puri Ubud menjadi salah satu rute
tour di Bali, oleh sebagian besar penyedia paket wisata ke Bali.
Sejarah Ubud Gianyar
Sejarah dari Ubud dapat dilihat mulai pada abad ke 8, karena sebuah
catatan sejarah yang dituliskan pada daun lontar, menceritakan orang
suci penyebar agama Hindu yang berasal dari India. Beliau bernama Rsi
Markandeya. Sebelum ke pulau Bali, Rsi Markandeya terlebih dahulu
mengunjungi pulau Jawa. Disaat Rsi Markandeya berada di Jawa, beliau
mendapatkan pewisik, bahwa di kaki gunung Agung Besakih Bali, terdapat 5
jenis logam sakti. Saat ini dilokasi kaki gunung Agung Besakih, adalah
lokasi dari pura terbesar di Bali, yang dinamakan Pura Besakih.
Saat Rsi Markandeya berada di pulau Bali, beliau merasakan energi
yang besar di daerah Campuhan Ubud yang saat ini adalah lokasi dari Pura
Gunung Lebah. Saat beliau berada di Bali, Rsi Markandeya juga membangun
beberapa pura di daerah lain di Bali. Rsi Markandeya juga mengenalkan
sistem irigasi untuk pertanian di Bali dan sistem teraserring. Sistem
pertanian ini sampai sekarang masih di pakai untuk pertaniaan di pulau
Bali. Oleh karena itu, saat anda wisata di Bali anda pasti akan melihat
sawah terasering. Pusat dari persawahan dengan sistem teraserring berada
di Jatiluwih Bali dan sawah Tegalalang Ubud. Baca juga Tempat Wisata Ubub Bali
Selain mengajarkan akan sistem irigasi sawah, Rsi Markandeya juga
mengajarkan akan sistem Banjar, yaitu sistem organisasi kemasyarakatan
daerah setempat, yang bertanggujawab perihal agama dan kegiatan adat
istiadat masyarakat setempat. Sampai saat ini sistem Banjar masih di
pakai di semua wilayah di pulau Bali.
Semenjak abad ke 8 saat Rsi Markandeya menyatakan adanya energi suci
dan besar di daerah Campuhan Ubud, sampai saat ini daerah Campuhan Ubud
sangat di hormati oleh masyarakat Bali akan kekuatan spiritualnya. Nama
Ubud berasal dari kata ubad (bahasa Bali) yang artinya obat. Karena
disekitar daerah Campuhan Ubud, banyak ditemukan tanaman obat untuk
pengobatan secara traditional.
Sejarah Puri Ubud
Pada saat kerajaan Majapahit runtuh di abad ke 15, maka terjadi
eksodus besar-besaran dari bangsawan Jawa untuk migrasi ke pulau Bali.
Bangsawan dari pulau Jawa inilah yang mendirikan kerajaan Gelgel yang
berada di kabupaten Klungkung, kabupaten di bagian tenggara pulau Bali.
Kerajaan Gelgel inilah yang memberikan perlindungan kepada para
bangsawan dari Jawa yang migrasi ke pulau Bali. Bangsawan dari Jawa yang
membawa sistem kasta di Bali.
Pada abad ke 17 banyak berdiri kerajaan baru di wilayah pulau Bali,
salah satunya di Ubud. Pada abad ke 17, banyak di bangun rumah para
bangsawan di Ubud yang di beri nama Puri. Pada periode ini, banyak
terjadi peperangan antar kerajaan di Bali, yang memperebutkan kekuasaan
akan perluasan daerah.
Seorang pangeran dari kerajaan Gelgel Klungkung, dikirim ke daerah
desa Sukawati untuk membangun sebuah istana kerajaan yang memiliki
keindahan arsitektur agar ditujukan untuk kekuasaan di wilayah Gianyar.
Pada saat pembangunan istana kerajaan di Sukawati, banyak seniman Bali
dari berbagai daerah di kirim ke daerah Sukawati untuk membantu
pembangunan istana. Setelah pembagunan istana di Sukawati selesai,
banyak dari seniman memilih untuk tinggal di Sukawati. Oleh karena itu
sampai saat ini, daerah Sukawati menjadi salah satu pusat seni baik seni
tari, seni lukis, seni patung ataupun seni musik dan yang terkenal
adalah pasar seni Sukawati.
Setelah berhasilnya di bangun istana di Sukawati, para prajurit
istana Sukawati pada akhir abad 17 di kirim ke Ubud, untuk mengamankan
Ubud yang sering terjadi konflik. Konflik yang terjadi di Ubud pada
akhir abad ke 17, antara dua orang sepupu, yang satu berada di wilayah
Padang Tegal Ubud dan yang lagi satu berada di wilayah Taman Ubud, yang
berada di sebelah utara wilayah Padang Tegal Ubud. Peperangan antar ke
dua sepupu ini, membuat raja Sukawati mengutus ke dua saudarnya untuk
mengamankan wilayah Ubud.
Saudara dari Raja Sukawati tersebut adalah Tjokorde Ngurah Tabanan
yang dikirim ke wilayah Peliatan Ubud dan Tjokorde Tangkeban ke wilayah
Sambahan Ubud. Kedua saudara dari raja Sukawati kemudian membangun
istana di daerah tujuan mereka masing-masing dengan tujuan mengamankan
wilayah Ubud. Setelah Tjokorde Ngurah Tabanan yang membangun kerajaan
di Peliatan Ubud, maka Tjokorde Ngurah Tabanan dengan dibantu oleh Raja
Mengwi, memenuhi wilayah Ubud dengan penduduk. Dengan bertambahnya
jumlah penduduk di Ubud, maka perekonomian mulai berkembang.
Pada abad ke 19, Belanda mulai memasuki pulau Bali. Beberapa kerajaan
seperti kerajaan Mengwi merasa tidak senang akan kehadiran Belanda di
daerah mereka. Kecerdikan Belanda yang mampu memprovokasi musuh lama
kerajaan Mengwi, untuk membuat aliansi untuk menyerang kerajaan Mengwi.
Karena di serang oleh banyak musuh, maka kerajaan Mengwi mengalami
kekelahan telak, yang membuat wilayah mereka dibagi-bagi oleh kerajaan
aliansi penyerang.
Pemerintahan Belanda mulai ikut campur dalam urusan politik di Bali
pada awal abad ke 19, dengan menyerang kerajaan-kerajaan di Badung,
kerajaan Buleleng dan kerajaan Klungkung. Peperangan besar pun terjadi,
perang ini di Bali lebih dikenal dengan nama Puputan. Pada awal abad 21
di bawah pemerintahan Tjokorde Gede Raka Sukawati, wilayah Ubud menjadi
wilayah cabang dari Sukawati. Pada tahun 1981, maka di Ubud ditetapkan
sebagai sebuah kecamatan di wilayah kabupaten Gianyar dengan mencangkup
wilayah desa Tegallalang, Peliatan, Mas dan Kedewatan.
Sejarah Pariwisata Ubud
Pada awal tahun 1930an, banyak wisatawan asing yang datang ke Bali,
terutama mengunjungi wilayah Ubud. Kenapa hanya di Ubud? Hal ini
dikarenakan kemampuan dari Tjokorde Gede Agung Sukawati yang memerintah
Ubud (saudara Raja Sukawati – Tjokorde Gede Raka Sukawati) dalam bahasa
Inggris dan bahasa Belanda. Selain itu karena kemampuan dan pengetahuan
raja Ubud akan bisnis, maka di bangunlah guest house untuk tempat
wisatawan menginap di Ubud. Perkembangan pariwisata Ubud juga tidak
lepas dari peran Raja Sukawati, kakak dari Raja Ubud yang mengundang
seniman lukis Walter Spiers ke Ubud untuk tinggal dan melukis di Ubud.
Tinggalnya Walter Spiers di Ubud menjadikan trend di kalangan seniman
lukis asing untuk berkarya di Ubud. Melalui lukisan inilah, Ubud mulai
terkenal ke mancanegara, karena lukisan dari pelukis asing, mengambarkan
tentang kehidupan di Ubud, serta pelukis asing melakukan pameran
lukisan di luar negeri.
Sebuah asosiasi seni lukis didirikan oleh Tjokorde Gede Agung (raja
Ubud), Walter Spies dan Rudolf Bonnet, serta beberapa seniman lokal yang
diberi nama Pita Maha. Tujuan dari asosiasi seni lukis ini adalah
mengumpulkan para seniman Bali, untuk mengajarkan kesenian kepada para
muda-mudi di daerah Ubud. Oleh sebab itu, sampai saat ini, objek wisata
Ubud menjadi pusat museum di Bali. Museum yang ada di Ubud seperti Arma Museum Ubud dan Museum Puri Lukisan Ubud.
Tempat tinggal dari raja Ubud (Tjokorde Gede Agung Sukawati) inilah
yang bernama Puri Saren Agung atau lebih dikenal dengan nama puri Ubud.
Lokasi dari puri Ubud berada di tengah-tengah Ubud, silakan klik link
ini untuk melihat peta lokasi dari puri Ubud.
Saat ini puri Ubud telah menjadi salah satu objek wisata di Bali.
Hampir setiap malam di puri Ubud diadakan pentas kesenian tari, seperti tari Barong Ubud. Di seberang puri Ubud ada tempat makan khas kuliner Bali, namanya warung Babi Guling Ibu Oka.
Baca juga Tempat Wisata Ubub Bali