Lagi-lagi calon jamaah umroh tidak bisa berangkat
https://forwardsnews.blogspot.com/2017/09/lagi-lagi-calon-jamaah-umroh-tidak-bisa.html
Pada Selasa 5 September 2017, pertemuan digelar di sebuah rumah di
kawasan Cilodong, Depok, Jawa Barat. Rapat yang direncanakan dimulai
lepas Isya, molor hingga pukul 21.30 WIB, menanti para peserta yang
jauh-jauh datang dari Payakumbuh, Padang Panjang, dan Solok (Sumatera
Barat), serta Sambas dan Pontianak (Kalimantan Barat).
Ada tujuh orang yang hadir, termasuk si empunya rumah. Semua mengaku korban biro perjalanan umrah, PT Azizi Travel & Tour. Tak hanya agen yang rugi besar, jemaah pun celaka dibuatnya.
Jase M. Amin alias Kacong, misalnya. Sudah jatuh tertimpa tangga.
Pada Desember 2015, pria asal Sambas itu mendaftarkan diri dan tiga
anggota keluarganya untuk umrah bersama PT Azizi Travel. Kabar mereka
akan pergi ke Tanah Suci menyebar dari mulut ke mulut. Para kerabat pun
tertarik ikut.
Total, 28 orang menitipkan uang yang besarnya Rp 24 juta
seorang. Biaya sebesar itu termasuk murah, karena termasuk perjalanan
pergi pulang Sambas-Kuala Lumpur, Malaysia. Rata-rata biaya perjalanan
umrah di sana mematok harga Rp 28 juta per orang.
Saya bukan agen, karena saya tidak menawarkan paket umrah," kata pria 56 tahun itu pada yang hadir di tengah rapat. Sebagaimana dikutif liputan6. Kacong membayar uang muka sebesar Rp 135 juta untuk 29 orang pada April 2016. Pelunasan dilakukan pada Agustus 2016.
Kenapa hanya biaya untuk 29 dari 32 orang yang dibayar ? Kacong
mengaku, mendapat paket gratis untuk tiga orang. Jangan salah sangka,
itu bukan bonus terima kasih. "Tapi karena saya menang undian dari PT
Azizi," kata dia. Namun, umrah
yang dijanjikan pada Desember 2016 tidak pernah terwujud. Tak hanya
kehilangan uang, Kacong merana karena dituduh menggelapkan duit calon
jemaah lain. Ia pun stres berat sampai-sampai dua kali harus dirawat di
rumah sakit.
Tak kuasa menanggung rasa bersalah, petani jeruk itu merogoh kocek
dalam-dalam untuk memberangkatkan para kerabatnya dengan jasa biro
perjalanan umrah lain pada April 2017. "Batin saya tersiksa, akhirnya
saya jual kebun," tutur Kacong penuh emosi, matanya terlihat merah.
Kerugian lebih besar dialami Taufik Ismail. Agen umrah Azizi itu
bertanggung jawab atas 241 calon jemaah yang tak kunjung diberangkatkan.
Jika dikalikan dengan biaya Rp 24 juta, maka pria paro baya tersebut
telah menyalurkan uang sebesar Rp 5,79 miliar.
Saya sudah kebal dengan caci maki, mau bagaimana lagi, kami juga
korban," kata Taufik, memperlihat bukti berupa berkas para calon jemaah
yang menumpuk tebal. Ia menunjukkan bukti sebuah kuitansi setoran Rp 423
juta yang dibayarkan ke Azizi.
Sebagai agen, Taufik mengaku mendapat uang Rp 1 juta per jemaah. "Itu
biaya administrasi," kata dia. Tak semua masuk ke kantung pria asal
Payakumbuh itu. "Yang terpakai Rp 400 ribu, sisanya sebagai bonus yang
saya dapat. Ada lagi keuntungan lainnya. Setiap pemberangkatan 20 jemaah, Taufik mengaku mendapatkan gratis 1 paket.
Sehari setelah pertemuan, pada Rabu, 6 September 2017, para korban
menuju Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri. Mereka melaporkan
dugaan penipuan yang merugikan sekitar 1.200 jemaah. Namun, jumlah
korban sesungguhnya diperkirakan lebih dari 2.000 orang.
Sebagai terlapor adalah Nasla Lubis, pemilik PT Azizi Travel &
Tour. Perempuan asal Medan tersebut diketahui memiliki tiga perusahaan
lainnya, yakni PT Al Zahra Mulya Wisata, PT Azizi Audhinia Wisata, dan
PT Azizi-Al Zahra.
Perusahaan tersebut sempat mendapat izin operasi dari Kementerian
Agama. SK Menag RI: PIHK NO.D/88 THN 2014, PPIU NO.D/420 RHN 2013
diberikan kepada Azizi Group.
Namun, setelah terbukti bermasalah, izin itu tak lagi berlaku. Kantor-kantor Azizi di seluruh Indonesia ditutup.
Nasla Lubis, perempuan berjilbab yang dikenal dengan ciri tindik di
hidung, kini bak ditelan Bumi. Jurus kaburnya lebih cepat dari tindakan
aparat. Sebelum ditetapkan sebagai buron Kepolisian Aceh, ia sudah lari
entah ke mana.
Meski tak seheboh drama Andika Surachman, Anniesa Hasibuan, dan Kiki
Hasibuan yang berfoya-foya dengan uang calon jemaah, para korban meminta
polisi menangani kasus Azizi setegas dan secepat mereka menindak First Travel.