Apa yang menyebabkan banyak kepala daerah korupsi
https://forwardsnews.blogspot.com/2017/09/apa-yang-menyebabkan-banyak-kepala.html
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) gencar menangkap tangan kepala daerah. Ada sejumlah hal yang diduga menjadi penyebab korupsi di level ini.
Wakil Sekretaris Jenderal DPP PPP Achmad Baidowi mengatakan, salah satu penyebab adalah longgarnya pengawasan dan pembinaan dari pemerintah pusat dalam pelaksanaan otonomi daerah.
Wakil Sekretaris Jenderal DPP PPP Achmad Baidowi mengatakan, salah satu penyebab adalah longgarnya pengawasan dan pembinaan dari pemerintah pusat dalam pelaksanaan otonomi daerah.
Dia menuturkan, dengan desentralisasi, kepala daerah memiliki
kewenangan dalam mengatur teritorialnya. Pemerintah pusat hanya
melakukan pengawasan prosedural.
Selain itu, parpol tidak bisa melakukan kontrol penuh atas kadernya yang menjadi kepala daerah. Sebab sejak dilantik para kepala daerah, mereka memiliki otonomi kebijakan.
Tingginya korupsi di daerah
juga karena biaya politik yang cukup tinggi. Oleh karena itu, ada
kecenderungan kepala daerah akan mencari dana dengan segala cara.
Salah satu penyebab tingginya kasus korupsi akibat biaya politik
cukup tinggi dalam kontestasi pilkada. Akibatnya, seseorang dipaksa
melakukan fundrising dengan berbagai cara meskipun menabrak ketentuan
hukum. Karena itu, ke depan pola pengawasan dan pembinaan kepala daerah
harus dibenahi," kata Baidowi, Jakarta
Dia pun berharap pemerintah memikirkan model pilkada yang murah, sehingga tidak menjadi beban logistik bagi calon.
Salah satunya pemilihan kepala daerah melalui DPRD layak
dipertimbangkan kembali mengingat mudlarat pilkada langsung lebih besar.
Toh dalam Pancasila sila keempat secara jelas diatur permusyawaratan
perwakilan," tegas Baidowi.

Baca juga bagaimana menghasilkan uang tambahan Rp 15 Jt perbulan
Sebelumnya,
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo sudah kehabisan akal menangani
masalah kepala daerah yang membandel. Sejumlah kepala daerah terjaring
Operasi Tangkap Tangan Komisi Pemberantasan Korupsi.
Ya apa lagi. Dia dipilih oleh rakyat, bisa diberhentikan kalau berhalangan tetap, sama kalau terjaring masalah hukum. Instruksi sudah, pengawasan sudah, saber pungli sudah, setiap pertemuan mulai dari Kemendagri, Bapak Presiden sampai Bapak Kemenko Polhukam selalu mengingatkan. Untuk hati-hati, tapi ya gimana," kata Tjahjo.
Menurut dia, pemerintah sudah melakukan pengawasan optimal. Bahkan kepala daerah sudah diingatkan dan harus paham undang-undang yang ada. Politikus senior PDIP itu pun binggung harus formula seperti apalagi agar mereka tak membandel.
Formula yang apalagi? Semua perangkat aturan sudah ada. Kalau kata apes? Enggak ada. OTT itu kan sudah ada bukti yang cukup. Baik bukti rekaman dan tangkap tangan, enggak bisa mengelak," jelas Tjahjo.
Ya apa lagi. Dia dipilih oleh rakyat, bisa diberhentikan kalau berhalangan tetap, sama kalau terjaring masalah hukum. Instruksi sudah, pengawasan sudah, saber pungli sudah, setiap pertemuan mulai dari Kemendagri, Bapak Presiden sampai Bapak Kemenko Polhukam selalu mengingatkan. Untuk hati-hati, tapi ya gimana," kata Tjahjo.
Menurut dia, pemerintah sudah melakukan pengawasan optimal. Bahkan kepala daerah sudah diingatkan dan harus paham undang-undang yang ada. Politikus senior PDIP itu pun binggung harus formula seperti apalagi agar mereka tak membandel.
Formula yang apalagi? Semua perangkat aturan sudah ada. Kalau kata apes? Enggak ada. OTT itu kan sudah ada bukti yang cukup. Baik bukti rekaman dan tangkap tangan, enggak bisa mengelak," jelas Tjahjo.